Minimnya Anggaran Publikasi, Pemkab Ogan Ilir Dinilai Abai dalam Transparansi Informasi

MisiNews.id | Minimnya anggaran untuk belanja publikasi di Kabupaten Ogan Ilir menuai kritik tajam dari berbagai pihak, terutama media yang beroperasi di wilayah tersebut. Koordinator Serikat Pemuda dan Masyarakat Sumsel (SPM), Yovi Meitaha, menyesalkan kurangnya perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Ilir terhadap sektor publikasi.

Menurut Yovi, informasi kepada publik adalah hak yang harus dipenuhi pemerintah, terlebih karena informasi ini berkaitan langsung dengan perkembangan pembangunan di Kabupaten Ogan Ilir.

“Ada banyak momen penting yang harus segera disampaikan kepada masyarakat. Ini merupakan bagian dari rekam jejak pemerintahan yang tidak boleh diabaikan. Jika anggaran publikasi tidak mencukupi atau bahkan dikurangi, wajar jika beberapa media kurang tertarik untuk meliput, apalagi jika anggarannya tidak mencukupi untuk mendukung kegiatan yang sifatnya hanya seremoni,” ujarnya.

Yovi menegaskan bahwa efisiensi anggaran memang diperlukan, namun pemangkasan anggaran publikasi harus dilakukan secara bijak.

“Kebijakan pemangkasan anggaran jangan sampai mengorbankan sektor yang memiliki dampak langsung terhadap transparansi dan pembangunan daerah, yang menjadi bagian dari visi misi Bupati terpilih,” tegasnya.

Ia menambahkan, “Alih-alih mengurangi anggaran publikasi, seharusnya anggaran tersebut justru ditambah. Mengurangi anggaran publikasi hanya menimbulkan kesan yang buruk. Peran media dalam mendukung pembangunan daerah sangat krusial, baik dalam menyampaikan informasi kebijakan maupun mengawal jalannya pemerintahan.”

Tantangan Bagi Pemkab Ogan Ilir

Minimnya perhatian terhadap belanja publikasi ini menjadi tantangan tersendiri bagi Pemkab Ogan Ilir. Jika tidak segera disikapi, dampaknya bisa lebih luas, tidak hanya memengaruhi pemberitaan transisi kepemimpinan, tetapi juga mengurangi transparansi informasi kepada masyarakat.

Salah satu pertanyaan besar yang muncul adalah mengapa Manajemen Kominfo Kabupaten Ogan Ilir tidak tanggap terhadap masalah ini. Apakah ini disengaja atau ada permainan dalam pemilihan media yang akan diberi anggaran publikasi?

“Jika ini tidak segera ditangani, bisa memunculkan kecemburuan sosial di kalangan media, terutama media yang tidak mendapatkan anggaran publikasi yang cukup. Ini jelas akan menambah masalah dalam pemberitaan,” tambah Yovi.