MisiNews.id | Lahat — Memasuki tahapan kampanye Pilkada 2024, tensi politik di Kabupaten Lahat kian memanas. Atmosfer persaingan yang tajam mulai terasa dengan berbagai aksi saling serang antar calon, hingga muncul upaya menjatuhkan lawan politik. Bagi masyarakat awam, kondisi ini tentu mengejutkan dan membuat resah.
Di Bumi Seganti Setungguan, aroma kebencian dan permusuhan perlahan tercium. Sejumlah persoalan mulai mencuat, mulai dari kecurangan dalam Pemilu Legislatif (Pileg) yang lalu, dugaan eksodus, hingga tudingan pengondisian penyelenggara Pemilu untuk mendukung salah satu pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Lahat. Berbagai kejadian ini semakin membuat keresahan meresap di kalangan warga.
Situasi ini membuat warga Lahat merasa risih dan cemas. “Kami khawatir kondisi ini dapat mengganggu ketenangan dan keamanan di Kabupaten Lahat,” ujar salah satu warga. Beberapa isu panas yang melibatkan penyelenggara Pemilu, mulai dari level kabupaten hingga Tempat Pemungutan Suara (TPS), merebak bak jamur di musim hujan.
Salah satu tokoh yang baru saja angkat bicara adalah Saplin, mantan anggota badan adhoc Pileg 2024. Pada 9 Oktober 2024, ia melaporkan dugaan pelanggaran tindak pidana Pemilu yang melibatkan Paslon 01 kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Lahat.
“Sebagai mantan penyelenggara Pemilu tahun 2014, saya memahami betul intrik politik yang terjadi. Ada banyak permainan di balik layar yang perlu diungkap,” kata Saplin. Ia juga menyinggung rekruitmen anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), hingga adanya rekaman suara yang diduga berasal dari tim tertentu yang menginstruksikan untuk mengondisikan panitia Pemilu agar memenangkan calon tertentu.
Saplin berharap agar berbagai isu krusial, seperti dugaan pengondisian penyelenggara Pemilu, dapat segera diselidiki oleh pihak berwenang. “Jika tidak, masalah ini bisa menjadi bola liar dan memperkeruh situasi masyarakat yang sudah resah,” tegasnya.
Sementara itu, seorang tokoh masyarakat yang enggan disebutkan namanya menyampaikan kekhawatirannya terkait isu yang berkembang. “Isu-isu yang beredar saat ini sangat meresahkan kami sebagai masyarakat. Pilkada kali ini terasa lebih keras dibandingkan sebelumnya. Kami takut jika tidak segera ditindaklanjuti, bisa memicu kerusuhan fisik di tengah masyarakat, seperti yang pernah terjadi di Kabupaten Empat Lawang,” ungkapnya.
Tokoh tersebut menegaskan harapannya agar Pemilu di Kabupaten Lahat dapat berjalan lancar dan damai, tanpa intrik politik yang memecah belah. “Kami berharap Pilkada kali ini bisa berlangsung damai dan sejuk, tanpa ada isu-isu sensitif seperti SARA. Kami ingin Pilkada yang mencerminkan kehendak masyarakat yang tulus, dan bukan hasil permainan politik kotor,” tutupnya.
Lahat, yang dikenal dengan kedamaian dan keharmonisan antarwarganya, kini harus berhadapan dengan tantangan berat menghadapi Pemilu yang penuh dinamika. Warga berharap semua pihak terkait bisa menjaga stabilitas dan keamanan di daerah tersebut agar situasi tetap kondusif hingga akhir Pilkada.(Hernan)