Misinews.id | Lubuklinggau – Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Fauzi Amro, mendorong agar Kota Lubuklinggau menjadi contoh nasional dalam pengembangan UMKM berbasis klaster dan verifikasi usaha.
Hal itu disampaikan Fauzi saat melaksanakan kegiatan reses di Hotel Grand Zuri Lubuklinggau, Rabu (16/10/2025).
Kegiatan yang dihadiri perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Mandiri, dan sejumlah pimpinan lembaga keuangan ini berfokus pada kemudahan akses pembiayaan bagi pelaku UMKM, sejalan dengan Peraturan OJK Nomor 19 Tahun 2025.
“Hari ini kami bersama OJK menindaklanjuti aturan baru tentang kemudahan akses pembiayaan bagi pelaku UMKM. Kami ingin para pelaku usaha tahu bahwa sekarang akses permodalan jauh lebih mudah,” ujar Fauzi Amro.
Menurut Fauzi, keterbatasan modal masih menjadi persoalan utama bagi pelaku UMKM, termasuk di Lubuklinggau.
Karena itu, DPR RI mendorong agar pemerintah daerah aktif melakukan verifikasi dan klasifikasi usaha sebelum mengajukan rekomendasi kepada pihak perbankan.
Kami berharap Pemda melalui Dinas Koperasi dan UMKM melakukan verifikasi terhadap pelaku usaha yang benar-benar layak. Jadi tidak langsung ke bank, melainkan lewat rekomendasi resmi dari dinas terkait,” tegasnya.
Fauzi mengungkapkan, dari sekitar 13.000 pelaku UMKM di Lubuklinggau, baru 2.600 yang aktif menjalankan usahanya.
Ia berharap Lubuklinggau dapat menjadi role model nasional dalam pengembangan UMKM yang terorganisir dan terverifikasi dengan baik.
Selain itu, Komisi XI mencatat bahwa dari target nasional pembiayaan usaha rakyat sebesar Rp300 triliun tahun 2025, baru terealisasi sekitar Rp197 triliun, dengan penyaluran kredit yang melambat 0,18 persen pada kuartal kedua tahun ini.
“Jika penyaluran kredit melambat, pertumbuhan ekonomi nasional yang ditargetkan Presiden Prabowo 5–6 persen bisa terganggu. Karena itu, dana yang ada di bank harus segera disalurkan ke sektor produktif, bukan diendapkan,” jelas Fauzi.
Tak hanya soal pembiayaan, Fauzi juga mendorong Pemkot Lubuklinggau memperkuat infrastruktur dan menciptakan pusat-pusat UMKM strategis sebagai daya tarik ekonomi baru.
“Lubuklinggau perlu punya pusat oleh-oleh dan sentra UMKM di lokasi strategis, misalnya dekat bandara. Produk seperti songket, batik durian, gula merah, dan alpukat khas daerah bisa jadi ikon kebanggaan kota,” tuturnya.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Fauzi juga mengusulkan agar pemerintah daerah menyediakan lokasi usaha gratis tanpa biaya sewa bagi UMKM, terutama bagi pelaku usaha kecil dan ibu rumah tangga yang baru merintis.
“Kalau ada tempat usaha tanpa biaya sewa dan distribusi mudah, insyaallah ekonomi rakyat akan lebih maju,” pungkasnya. (Mil)