Kabupaten Lahat, Negeri Seribu Megalitik yang Mendunia

MisiNews.id | Lahat – Julukan Negeri Seribu Megalitik kian melekat pada Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten ini menjadi terkenal di dunia karena memiliki jumlah situs megalitik terbanyak di Indonesia. Pada Minggu (15/09/2024), berbagai pihak kembali menggarisbawahi pentingnya pelestarian situs-situs bersejarah ini yang tersebar di 16 dari 24 kecamatan di Kabupaten Lahat.

Salah satu kecamatan yang terkenal akan situs megalitiknya adalah Kecamatan Pajar Bulan. Kecamatan ini secara geografis berada di ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, tepat di kaki Gunung Dempo dan Pegunungan Gumay. Kondisi alam yang subur menjadikannya lokasi pemukiman yang ideal sejak masa prasejarah. Kecamatan ini merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Jarai dan memiliki beberapa situs megalitik yang menjadi daya tarik tersendiri.

Situs Megalitik di Kecamatan Pajar Bulan

Beberapa situs megalitik di Kecamatan Pajar Bulan tersebar di Desa Kota Raya Lembak, Desa Talang Pagar Agung Lama, Talang Baru, Talang Padang Tinggi, Pajar Bulan, Benua Raja, dan Pulau Panggung. Dari sekian banyak situs, Desa Pulau Panggung memiliki koleksi peninggalan megalitik yang unik dan langka.

Salah satu benda yang paling menarik di Desa Pulau Panggung adalah sejumlah lesung batu dengan motif-motif khusus. Motif yang ditemukan antara lain kepala kodok, kepala kambing, dan lesung dengan gambar manusia yang memanggul lesung serta kepala manusia yang digambarkan beserta kedua tangan. Selain itu, ditemukan lumpang batu dengan relief figur manusia yang dililit dan digigit oleh ular, suatu temuan yang sangat langka dan unik di kawasan Megalitik Pasemah.

Benda megalitik lainnya berupa arca manusia yang menggambarkan sosok orang dewasa yang memakai pakaian lengkap dengan aksesori seperti topi, kalung, anting, dan gelang. Sosok ini juga mengapit dua anak di sisi kanan dan kiri, serta digambarkan sedang menunggang seekor gajah. Gajah tersebut digambarkan dengan sangat detail, mulai dari kepala, mata, belalai, hingga gadingnya.

Situs ini terletak di sebuah perkebunan kopi milik keluarga Ahlan, yang berjarak sekitar 300 meter dari Desa Pulau Panggung. Untuk mencapai situs, pengunjung dapat berjalan di jalan beton hingga ke kebun kopi dan kemudian melanjutkan perjalanan melalui jalan setapak yang dikelilingi pohon-pohon kopi di kiri dan kanan.

Setelah berjalan sekitar 50 meter, pengunjung akan menjumpai lumpang batu yang berelief, dan 30 meter kemudian, arca manusia mulai terlihat. Puluhan lumpang batu lainnya juga tersebar di bawah pepohonan kopi yang rindang.

Pentingnya Pelestarian Situs

Kondisi situs megalitik di Pulau Panggung umumnya terawat dengan baik berkat kehadiran Ahlan, juru pelihara situs yang juga merupakan pegawai negeri sipil dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VI Sumatera Selatan. Sebelumnya, juru pelihara ini berada di bawah Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi, yang meliputi wilayah kerja Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Bangka Belitung.

Mario Andramartik, seorang penggiat budaya di Sumatera Selatan, menekankan pentingnya keberadaan juru pelihara untuk menjaga kelestarian situs-situs megalitik yang ada. Menurutnya, banyak situs megalitik di Kabupaten Lahat yang masih belum memiliki juru pelihara, sehingga rentan terhadap kerusakan dan kehilangan.

“Ini perlu menjadi perhatian serius bagi pemerintah, terutama Pemerintah Daerah. Jika situs-situs megalitik ini tidak memiliki juru pelihara, maka tidak ada yang merawat dan menjaganya, sehingga berisiko rusak atau hilang,” ungkap Mario.

Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk ikut menjaga dan melestarikan warisan nenek moyang tersebut. “Megalitik ini adalah peninggalan nenek moyang kita, leluhur kita, dan merupakan bagian dari budaya bangsa kita. Mari kita jaga dan pelihara dengan baik. Salam Lestari Budaya Indonesia,” tambahnya.

Prospek Pengembangan Wisata Budaya

Kabupaten Lahat dengan julukan Negeri Seribu Megalitik berpotensi menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang menarik, baik bagi wisatawan lokal maupun internasional. Keberadaan situs-situs megalitik yang unik dan kaya akan nilai sejarah ini, apabila dikelola dengan baik, bisa menjadi aset pariwisata yang sangat berharga. Dengan perhatian yang lebih besar dari pemerintah dan partisipasi masyarakat, situs-situs ini dapat memberikan manfaat ekonomi melalui sektor pariwisata, sekaligus melestarikan warisan budaya yang tak ternilai harganya.

Sebagai kawasan yang kaya akan situs megalitik, Lahat tidak hanya menawarkan keindahan alam tetapi juga jejak-jejak sejarah yang masih hidup hingga kini. Situs-situs ini menjadi saksi bisu peradaban masa lalu yang kini kembali diangkat ke permukaan sebagai aset budaya bangsa.(Hernan)