Jejak Rupiah di Tumpukan Sampah: Mengurai Benang Merah Antara Limbah, Laba, dan Derita

Solusi Mengatasai Masalah Penumpukan Sampah

Sebelum membahas lebih jauh bagaimana solusi mengatasi masalah penumpukan sampah, kita harus tahu dahulu apa beda pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan Sampah adalah upaya mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan sejak awal. Fokusnya pada pencegahan timbulan sampah,bukan hanya mengelola sampah yang sudah ada. Tujuan dari pengurangan sampah ini meminimalisir produksi sampah. Ada banyak cara dalam pengurangan ini, misal mengurangi jumlah konsumsi kita, menerapakan prinsip 3R, memilih produk yang mudah didaur ulang, dan memperbaiki barang yang rusak. Contoh konkritnya misal membawa tas belanja sendiri saat belanja, menggunakan botol minum yang dapat di isi ulang.

Nah sedangkan penanganan sampah adalah upaya untuk mengelola sampah yang sudah dihasilkan. Fokusnya pada pengolahan sampah setelah sampah tersebut dihasilkan. Tujuan dari penanganan sampah ini mengelolah sampah agar tidak menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan dan sampah tersebut bisa menjadi solusi untuk kehidupan lainnya. Ada beberapa langkah dalam penanganan sampah ini, diantaranya  Pemilahan sampah: Memisahkan sampah organik, anorganik, dan B3. Pengumpulan sampah: Mengumpulkan sampah secara teratur dan efisien. Pengangkutan sampah: Mengangkut sampah ke tempat pemrosesan.  Pengolahan sampah: Daur ulang Mengubah sampah menjadi produk baru, Komposting: Mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos, Insenerasi: Membakar sampah dengan suhu tinggi untuk menghasilkan energi.   Pembuangan ke TPA: Membuang sampah ke tempat pembuangan akhir sebagai pilihan terakhir.

Pada penanganan sampah ini, penulisan mencoba memberikan contoh nyata dari perspektif ekonomi. Pernah kita mendengar istilah “membuang sampah sama dengan membuang uang”. Ya benar sekali kalau kita buang sampah ke tong sampah atau tempat pembuangan sampah lainnya itu sama saja kita membuang uang. Loh kenapa? Pertama kita kalau tinggal di perumahan anggaplah komplek perumahan, itu biasanya ada iuran petugas angkut sampah, itu berarti sudah “membuang uang” dalam artian pengeluaran keuangan tiap bulan.  Kedua sampah yang kita buang itu ternyata bernilai ekonomi dan menghasilkan uang, baik dari sampah organik maupun an organik. Hari ini hampir bisa dikatakan 90% sampah an-organik bernilai jual kalau di jual/tabung di bank sampah. Contoh di beberapa bank sampah hampir semua sampah bisa di setor baik dalam bentuk di bayar, membayar, sedekah, barter dan menabung. Mulai dari semua sampah plastik, sampah kertas/kardus, logam,besi, alumninium, pecahan kaca, termasuk juga sampah organic. Jadi sampah yang selama ini kita buang langsung baik ke TPS atau TPA itu sama saja dengan kita membuang uang, karena sampah-sampah itu bernilai jual mengandung nilai ekonomi, terutama bisa menjadi pendapatan keluarga.