Dari Lubuklinggau untuk Indonesia: Kaderisasi Nasional HMI dan Semangat Perubahan

MisiNews.id |  Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Lubuklinggau menggelar Latihan Kader II Tingkat Nasional yang berlangsung selama tujuh hari, mulai 20 hingga 28 Juni 2025.

Kegiatan kaderisasi nasional ini dipusatkan di Gedung Badiklat, Kelurahan Pelita Jaya, Kecamatan Lubuklinggau Barat I, dan diikuti oleh peserta dari berbagai cabang HMI di Indonesia.

Peserta datang dari berbagai daerah, di antaranya HMI Cabang Langsa (Aceh), Padang (Sumbar), Bandar Lampung, Bengkulu, Labuhan Batu Raya (Sumut), Kotabumi (Lampung), Medan, serta tuan rumah Cabang Lubuklinggau.

Pada Jumat siang (27/6/2025), suasana pelatihan semakin hidup saat Anggota DPR RI Fraksi NasDem, Fauzi H Amro, hadir sebagai pemateri.

Ia menyampaikan materi bertema “Tugas, Fungsi, dan Wewenang DPR RI”, mengacu pada Undang-Undang No. 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD.

Dalam pemaparannya, Fauzi—yang merupakan mantan calon Ketua Umum PB HMI tahun 2004 dan juga eks Ketua Komisariat HMI Fakultas Peternakan IPB tahun 1997—menguraikan bahwa DPR memiliki tiga fungsi utama: legislasi, anggaran, dan pengawasan.

Ketiga fungsi tersebut dijalankan dalam kerangka representasi rakyat serta untuk mendukung kebijakan luar negeri yang konstitusional.

“DPR memiliki tanggung jawab untuk menyerap dan menindaklanjuti aspirasi rakyat serta mengawasi pelaksanaan UU, APBN, dan seluruh kebijakan pemerintah,” tegasnya.

Fauzi juga mengingatkan bahwa HMI bukan sekadar organisasi mahasiswa, melainkan kawah candradimuka bagi calon pemimpin bangsa yang berkarakter, visioner, dan transformatif.

“Kader HMI tidak boleh hanya menjadi administrator kekuasaan. Ia harus menjadi agen perubahan struktural yang berani membela kepentingan rakyat dan menghadirkan keadilan sosial,” tegasnya.

Sebagai Wakil Ketua Komisi XI DPR RI yang membidangi keuangan dan perbankan, Fauzi menyampaikan pentingnya semangat keberpihakan dalam politik anggaran.

“Kekuasaan legislatif harus digunakan untuk memperkuat ekonomi rakyat, mempersempit ketimpangan, dan mendorong keadilan fiskal. Pemimpin sejati bukanlah penjaga status quo, tapi motor penggerak perubahan,” ujar Fauzi.

Ia menutup materinya dengan pesan inspiratif bagi para kader HMI.

“Gunakan kekuasaan sebagai jalan ibadah dan pengabdian. Jadilah pemimpin yang mengubah keadaan, bukan yang dikendalikan oleh keadaan. Karena seperti kata Bung Karno, ‘Pemimpin besar lahir dari kesadaran akan penderitaan rakyatnya dan keberanian untuk mengubahnya’.”

Kegiatan Latihan Kader II ini bukan hanya menjadi ajang pembelajaran strategis, tetapi juga menjadi panggung aktualisasi nilai-nilai HMI dalam mencetak generasi pemimpin masa depan yang siap menjawab tantangan zaman. (Mil)