Hipka Sumsel  adakan FGD “Kapitalisasi Pilkada: Berfantasi di Antara Koalisi Parpol dan Koalisi Rakyat”

MisiNews.id | Palembang – Suasana di Remington Cafe, Palembang, pada Senin sore (19/8) terasa hangat dengan diskusi yang menggugah pikiran dalam Forum Grup Diskusi (FGD) bertajuk “Kapitalisasi Pilkada: Berfantasi di Antara Koalisi Parpol dan Koalisi Rakyat”. Acara yang diberi nama FGD Dadakan Tapi Ceriyus ini menghadirkan tiga narasumber yang memiliki pengalaman dan pandangan mendalam mengenai dinamika politik lokal dan nasional.

Ketua Himpunan Pengusaha KAHMI Sumatera Selatan (Hipka Sumsel), Qodri Usman Siregar, SP, membuka diskusi dengan pandangan kritisnya terhadap fenomena kapitalisasi dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada). Menurutnya, Pilkada semakin hari semakin menjadi ajang pertarungan finansial, di mana kekuatan modal menjadi penentu keberhasilan calon, bukan semata-mata kualitas dan program kerja yang diusung.

Sementara itu, Faturohman, S.Sos, Koordinator Wilayah PUTIN Riset, memberikan perspektif mengenai bagaimana koalisi partai politik (parpol) seringkali mengabaikan kepentingan rakyat demi keuntungan politik sesaat. “Koalisi yang terbentuk kerap kali tidak mencerminkan aspirasi rakyat, melainkan hanya berorientasi pada kekuasaan dan kepentingan elit parpol,” tegas Faturohman.

Bagindo Togar, seorang pengamat politik dari Sumatera Selatan, menambahkan analisisnya mengenai tantangan yang dihadapi oleh koalisi rakyat dalam melawan dominasi koalisi parpol. Menurutnya, koalisi rakyat, meskipun memiliki semangat yang tinggi, seringkali kurang terorganisir dan kekurangan sumber daya dibandingkan koalisi parpol yang didukung oleh modal besar. “Fantasi tentang koalisi rakyat yang kuat harus dibarengi dengan strategi yang realistis dan dukungan yang konkrit dari berbagai elemen masyarakat,” ujar Bagindo.

Diskusi yang berlangsung hingga malam ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk jurnalis dari berbagai media, serta mahasiswa dari organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Kehadiran mereka menambah nuansa intelektual dalam diskusi ini, dengan beberapa di antaranya turut memberikan pandangan dan pertanyaan kritis kepada para narasumber.

Acara FGD ini diharapkan dapat menjadi pemicu kesadaran bersama akan pentingnya keterlibatan rakyat dalam proses demokrasi, serta menyoroti pentingnya membangun koalisi yang benar-benar berorientasi pada kepentingan rakyat, bukan sekadar koalisi pragmatis yang hanya mengejar kekuasaan.(re)