Misinews.id | Palembang – Di balik kesibukan sebagai siswi SMA Muhammadiyah 6 Palembang, Hapshah anak dari pasangan Ayah Pati Yusniansyah dan Ibu Nyimas Hamidah, menyimpan tekad mulia. Usia 17 tahun tak menghalangi semangatnya untuk terus menghafal Al-Qur’an. Hafshah, remaja inspiratif yang telah menghafal 6 juz Al-Qur’an, menjadi bukti bahwa prestasi akademik dan spiritualitas dapat diraih bersamaan. Ia pun sebagai salah satu peserta wisuda tahidz SMA Muhammadiyah 6 dengan kategori terbaik satu.
Hapshah anak bungsu dari 2 bersaudara ini memulai perjalanannya menghafal Al-Qur’an sejak kelas VIII SMP. Baginya, Al-Qur’an bukan hanya kitab suci, tetapi pedoman hidup yang membantunya dalam segala aspek kehidupan. Tekadnya semakin kuat saat melihat kedua orang tuanya, seorang pedagang dan ibu rumah tangga, yang selalu bekerja keras untuk membiayai pendidikannya.
Hafshah ingin membanggakan mereka dengan meraih cita-citanya menjadi dokter yang hafal Al-Qur’an.
Menurut wanita yang mengidolakan Nabi Muhammad SAW dan Fatimah Az-Zahra ini, Metode yang dipakai dalam menghafal Al-Qur’an terbilang sederhana namun efektif. Ia selalu mengulang ayat atau surat yang dihafalnya saat sholat, baik sholat wajib maupun sunnah. Kebiasaan ini membantunya memperkuat hafalannya dan menjadikannya lebih tertanam dalam ingatan.
Hapshah yang penyuka warna pink dan putih ini, tak hanya tekun menghafal di sekolah ataupun dirumah saja, tetapi juga mengikuti setoran hafalan satu pekan sekali di Rumah Tahfidz di dekat rumahnya di daerah Pasar Kuto Palembang. Di sana, ia mendapatkan bimbingan dan motivasi dari para ustadz dan ustadzah, serta bertemu dengan teman-teman seperjuangan yang memiliki semangat yang sama. Selain itu juga di sekolah Hapshah ada ekskul Tahfidz yang memang dari SMA Muhammadiyah 6 Palembang menghadirkan guru Tahfidz agar siswa-siswi nya selain belajar Akademik juga bisa sambil menghafal Qur’an.
Menghafal Qur’an itu bisa dibilang sukar bisa dibilang mudah, karena untuk menghafal Qur,an itu dibutuhkan niat yang kuat dan hati yang bersih, dua hal ini menjadi langkah awal wanita yang menggemari pelajaran biologi ini dalam memulai menghafal Qur’an. Menurutnya awal-awal dalam menghafal Qur’an sempat menemukan kesusahan karena belum menemukan pola dalam menghafal dan sempat mau menangis, akan tetapi karena niat yang kuat dan hati yang bersih, Alhamdulillah sekarang semua dipermudah oleh Allah SWT.
Berkah dari menghafal Al-Qur’an pun dirasakan Hapshah dalam setiap aktivitasnya. Ia merasa lebih tenang, fokus, dan disiplin dalam belajar.
Prestasinya di sekolah pun terus meningkat, terbukti dengan selalu meraih peringkat 3 besar di kelas selama bersekolah di SMA Muhammadiyah 6 Palembang, ujar Hapshah bercerita saat diwawancarai pihak media.
Hapshah yakin bahwa menghafal Al-Qur’an bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk membahagiakan kedua orang tuanya dan menggapai cita-citanya. Ia ingin menjadi dokter yang hafal Al-Qur’an, sehingga dapat menyembuhkan pasiennya tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara spiritual. Mohon Doanya semua, Hapshah sekarang sedang persiapan untuk mengikuti seleksi masuk jurusan Kedokteran, tambah Hapshah yang ternyata penggemar makan bakso ini.
Kisah Hapshah adalah inspirasi bagi kita semua. Ia menunjukkan bahwa dengan tekad dan kerja keras, segala cita-cita dapat diraih. Hafshah adalah bukti bahwa menghafal Al-Qur’an tidak hanya bermanfaat untuk kehidupan akhirat, tetapi juga untuk kehidupan dunia. (andiwijaya)