Misinews.id | Palembang.- Sumatera Selatan (Sumsel) mengirim 15 santri terbaik untuk mengikuti ajang Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Internasional Tahun 2025 di Pesantren As’adiyah Sengkang, Wajo, Sulawesi Selatan, 1-7 Oktober 2025. Mereka diharapkan menampilkan performa terbaik pada ajang lomba baca kitab kuning internasional pertama ini.
Kakanwil Kemenag Sumsel H. Syafitri Irwan didampingi Kabid PAKIS H. Badrut Tamam menjelaskan, MQK Internasional 2025 merupakan kesempatan berharga bagi dunia pesantren, termasuk bagi santri-santri dari Sumsel. Untuk itu, kesempatan berkompetisi di level dunia ini harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.
“Semoga santri-santri kita dapat meraih prestasi. Namun kita tentu tidak ingin membebani para santri. Terpenting mereka tampil dengan kondisi dan kemampuan terbaiknya, serta menimba pengalaman sebanyak mungkin di ajang ini,” ujar Syafitri, Selasa (23/09/2025).
Dia menambahkan, 15 santri ini merupakan utusan dari beberapa pesantren yang ada di Sumsel. Mereka dapat tampil di ajang ini setelah melalui proses seleksi Computer Based Test (CBT), beberapa waktu yang lalu.
“Sebanyak tujuh santri tampil di kategori wustho dengan cabang lomba nahwu, akhlak, fiqih-ushul fiqih, dan hadist-ilmu hadist. Sedangkan delapan santri tampil di kategori ulya dengan cabang lomba nahwu, tafsir-ilmu tafsir, tarikh, dan tauhid,” jelas Syafitri.
Sekadar informasi, MQK Internasional Tahun 2025 ini merupakan perhelatan perdana MQK pada level dunia. Beberapa negara sudah mengkonfirmasi ambil bagian dalam even ini antara lain Brunei Darussalam, Kamboja, Timor Leste, Malaysia, Myanmar, Vietnam, dan Indonesia. Sedangkan Singapura dan Filifina berencana mengirim observer.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, H. Basnang Said menjelaskan, MQK Nasional 2025 sejatinya tahun kedelapan digelar. Namun tahun ini, Kementerian Agama mencoba naik kelas dengan menghadirkannya ke level internasional.
“Harapan Bapak Menteri Agama, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, agar melalui MQK Internasional ini Indonesia dapat menyampaikan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin yang diajarkan di pesantren. Kitab-kitab yang dipelajari santri memuat nilai keadilan, perdamaian, penghormatan terhadap lingkungan hidup, hingga demokrasi,” jelas Basnang. *